Laman

WE ARE POP





Gue baru saja menyorongkan pantat ke lubang WC ketika tiba2 saja hape gue berdering…waah, ternyata dari Adit ‘NewBornFire’, intinya dia mau ngajakin ketemuan sekalian juga ngasih titipan zine dari seorang kawan jauh buat gue. dan voila! Adit ngajakin sekalian nonton acara ‘We Are Pop#8’ ! gue udah lama mendengar gaung event ini, bahkan di JB#10 ada tuhh liputan acaranya yang ditulis sama didit ‘Hitme’.
Jadi, tentu saja gue antusias meng-iya-kan. Secara beberapa minggu ini gue ngerasa penat kerja melulu. So, minggu yang cerah ini adalah waktu yang tepat untuk me-refresh otak.

Kami, ( bersama seorang kawan lagi, Aries ) segera meluncur kesana..setelah sedikit bingung rutenya, akhirnya nyampe juga tuh di jalan bumi tempat distro Hey Folks ( yang punya gawe ) berada.





Waw, acaranya bener-bener minimalis, tanpa panggung. cuma lesehan di pelataran distro doang gitu. Gue sendiri nggak aneh dengan acara model kaya begini, cuman rata2 yang nerapin konsep beginian sih kebanyakan band Hc/Punk DIY aja, sementara kalo gue denger kata ‘POP’ maka yang terlintas di di benak gue adalah, Venue Indoor, lampu temaram, dan stage. So, ngeliat ben2 POP ini nggak sok jaim manggung di venue yang sangat HC/Punk ini, waw..its cool! Ngingetin attitude ben2 kool anti-image nan crusty macam ‘Tikam Jejak’ atau ‘Domestik Doktrin’ heheheh
Oke, Pas gue datang penonton masih sepi-sepi aja, masih sekitar 60-an kepala lah

Tapi sudah ada ‘Derai Maksimal’ sedang beraksi..band Indie rock asal Jakarta Selatan ini membuat gue langsung mencari PW ( posisi wuenak ) biar orgasmenya lebih dahsyat hehe asik juga musiknya, dengan sound rock tahun 80’an awal nan garagey digabungkan dengan sedikit aroma blues, distorsi dan pollution sound..mampu membuat kepala gue bergoyang terpancing dengan energi yang mereka semburkan.

Berikutnya ada band Instrumental Post rock ‘Sarin’ dengan tiga gitaris dan bassisnya yang juga maen di ‘the dyingsirens’, segera mengubah atmosfir ‘liar-bandel-marah’ yg td sudah dibangun “Derai Maksimal’ menjadi atmosfir ngambang, membawa gue kelangit-langit tanpa ujung… dan ternyata di angkasa luar itu nggak senyap tapi berisik!! Sayang ada sedikit permasalahan dengan sound pada awal-awalnya, yang membuat gitaris mereka sedikit dongkol dan stress ( ditandai dengan keringat yang meleleh dr pelipisnya hehe ) namun diakhir permainan ben ini tampil menggila dengan sang gitaris menggesek-gesekan gitarnya ke soundsystem layaknya dia sedang onani untuk kemudian setelah puas, melemparkan begitu saja instrument itu dan beralih ke gadget-sound ( yang gue kaga tau namanya hehehe ) untuk menghasilkan sound ‘noise-spacey’ yang gila keren banget tauuuu..sungguh gue ingin lebih daripada sekedar memberikan sebuah applause panjang buat ben ini.






‘The Dying Sirens’ naik keatas panggung setelah ‘Sarin’ mengakhiri journey to the space nya. Well, gue udah sering denger nama ini, tapi baru sekarang menontonnya langsung. Wah wah wah rupanya cewek berwajah ‘pengen-bunuh-diri’ dan punya potongan rambut kaya habis kena panas dalem yg dr td gue perhatiin adalah pemain keyboard dr ben ini hehehehe
Ketika mereka mulai memainkan intro, mengigngatkan gue pada band2 90’s revival, itu langsung membetot perhatian gue. keren dehh..jika Sarin td sudah beratraksi dengan musik yang hanya merupakan eksplorasi sound dan membuat tidak semua orang dapat mengerti/menangkap maksudnya..’The Dying Sirens’ membawakan musik yang masih mempunyai nada, apalagi ditunjang vokalisnya ( Uga ? ) yang konon terlibat di banyak proyekan band2 indie lainnya, menggelontorkan nada indah nan empuk berhasil membuat gue lupa kalo yang nyanyi tuh masih orang Indonesia. Di beberapa part memang masih kental aroma post-rock, namun tidak seperti post-rock nya Sarin yg bener2 ky Alien main musik, ‘The Dying Sirens’ ini membawa dunia lain yang masih berasal dr bumi. Mungkin dr kutub utara hehehehe gue jatuh cinta pada band ini, merasa goblok karena baru nonton acara ini, dan absolutely gue jatuh cinta sama pemain keyboardnya!!! hehehe


Buuh, The Dying Sirens selesai. Dan kedua MC songong yang cukup kocak itu kembali beraksi melontarkan joke-joke jorok-sarkas nya. Dan yah perbedaan dari acara hc/punk dan pop adalah di jeda antar band yang kadang terlalu lama. Band2 Pop ini kelihatannya sangat detil pada urusan nyetel sound, rupanya itu bagian yang sangat krusial buat band dr genre ini. Jd urusan nyetel sound ini kadang malah lebih lama dari mainnya. Lah liat aja dr tadi gue baru ngeliat 3 band tapi sudah menghabiskan waktu 2 jam. Kalo di acara Hc/Punk waktu 2 jam itu bisa buat maen 8 band, dan kalo di acara thrashcore cukup untuk 62 band beraksi! So, karena kelamaan nunggu Ansaphone nge-set sound akhirnya gue memutuskan menyelamatkan perut dan kerongkongan dr malnutrisi dan dehidrasi.

Roti bakar jadi solusi. sekilas2 musik Ansaphone terdengar sampai venue roti bakar, dan rupanya musiknya hampir sama kaya Sarin! Post-rock. Dan ketika lagi mengunyah roti bakar inilah gue melihat sosok yang nggak asing lagi, Gembi dan Ibu Negara!! Hahahaha rupanya mereka bela-belain turun dari awan-awan untuk memantau keadaan hehehe

Pas gue balik, kalo ga salah ada ‘Black Star’ di atas panggung. Eh apa hubungannya ya sama Radiohead? Ternyata mereka maenin depressive-british-pop dimana vokalisnya rupanya sangat terinfluence sama Thom Yorke. Tp bagus kok band ini, beberapa lagunya bikin gue merinding, kaya ‘Abnormal aku’..sementara lagu terakhir sungguh emosional dan depressive di dukung oleh performance act dr vokalisnya yang beraksi seperti layaknya orang sakauw, atau kedinginan, atau menanggung beban stress yang amat berat lah.heehehe..mungkin genre ini bisa disebut juga sebagai RSJ-Rock! Oooohhh. I can feel your paiiiinnn…

Weh, ga kerasa maghrib tiba. Acara dihentikan sejenak. Yah, ini saat yang tepat untuk sejenak melongok isi Hey, Folks! ( loh??? Bukannya sholatt?? ) dan akhirnya nafsu konsumtif dan penyembahan terhadap image ‘keren’ memaksa gue menyerahkan duit 75.000 rupiah untuk membeli t-shirt ( eh image ‘keren’ ding ) yang ongkos produksinya mungkin hanya sekitar 20.000 saja, dan sialnya setelah gue coba di rumah ternyata tshirtnya tidak membuat gue menjadi lebih keren???!!!hahaha

Selesai Sholat, wawww venue udah rame banget! ada kali 400-500 penonton. Dan langsung tampil menggebrak adalah Santamonica. Band ini sepertinya yang paling banyak ditunggu-tunggu penonton terlihat dari applause yang meriah ketika mereka melangkah ke stage ( eh ga ada stage nya ding ). Vokalisnya, ( anindita yah? ) cakep deeh..dengan memakai mahkota aneh yang membuat dia sekilas mirip pemimpin sekte sesat hihihihi “ terima kasih buat wearepop yang mengizinkan saya merokok di panggung “ katanya cuek sambil menghembuskan asap rokok, sesaat sebelum memulai sirkus eh performance.
Musik dimulai, gue mulai mengerutkan dahi karena mendengar seperti ada yang salah dengan soundnya. Kadang seperti ada suara distorsi yang tiba2 nyelonong seperti kabel jack gitar kurang nancep di colokannya, tp sesaat kemudian normal lagi. Suara yg keluar dr mic anindita juga aneh..hmmm..seperti ngedengerin suara dr gelombang radio yang frekwensinya kurang pas. Tp gue ngeliat mereka asik2 aja, seperti nggak ada yang salah, penonton juga diem, gue ngelirik operator di bagian belakang, mereka juga tenang2 aja..kesimpulannya, nggak ada yang salah dengan sound! Jadi yang salah kuping gue yah?? Hheheh beri gue beberapa menit untuk mencerna musik mereka..dan yah musik mereka emang begitu.
Musik yang seperti gue bilang lebih berfokus ke pengeksplorasian sound, seperti ‘Sarin’ membawa gue kembali ke angkasa raya, cuman kali ini pesawat ulang alik yang kami naiki harus menembus belantara bebatuan antariksa, walhasil lebih dahsyat petualangannya. Part ini menghasilkan applause panjang dr para penonton. Sang gitaris yng dr kabar-kabari pernah tinggal di Jerman itu pun semakin sinting dengan memeperlakukan gitarnya seperti layaknya biola!!!
Sementara, penonton terhipnotis, seorang ibu dengan menggendong bayinya yang sepertinya pemilik warung rokok kecil di seberang sana, mencoba ikut melongok, penasaran akan keramaian yg tidak biasanya malam itu. Dan dr kerut merut di wajahnya gue dapat menggambarkan apa yang ada di benaknya..” nih..anak2 orang kaya udah pada sableng semua, wong musik berisik nggak karuan kaya gitu kok pada tepuk tangan…huuuh..kirain ada ST12..” sesaat kemudian ibu itu berlalu dan tidak pernah nongol lagi.

Berikutnya ada solois stress-mabok pemilik 347 ( kata adit ) yang menyanyikan lagu2 balada macam Doel Sumbang era ‘Lim Ay Ling’, liriknya juga kayanya dibikin sambil mabok seperti tentang Chris John, Gibson vs Epiphone dll gue nggak terlalu konsen pada saat itu karena gue bertemu dengan kawan lama yang baru kali ini ketemu langsung, Dede dari WastedRockers dan Nino dari ManusiaBuatan..hell yeahhh..selain itu bener juga kata Dede, kalo cewek2 yang dateng di acara POP lebih kinclong..so, itu bikin gue tambah nggak konsen hihihihi selain itu ngobrol ma
temen di acara POP lebih dimungkinkan karena musik yg tidak terlalu menggedor kuping, padahal kalo di acara Punk apalagi Grindcore kalo mau ngobrol di venue harus pake bahasa Tarzan, atau cuma ‘iya-iya’ doang, pura-pura mengerti apa yang diomongin hehehe

Band terakhir yang kami sempat nonton adalah ‘Tigapagi’ yang memainkan konsep akustik. Bagus dan membius sekali…namun gue bener2 udah nggak konsen ditambah ketika mereka masih bermain, Adit menganggukkan kepala kearah gue, tanda ngajakin pulang. Ya sudah…kami pun pulang, tentu saja setelah berbasa-basi sebentar dengan Dede dan Nino.

We Are Pop ini acara yang berkesan buat gue, apakah ini acara yang terakhir? Karena ada tagline di bawahnya “is this the end?” nggak tau juga, kata Dede sih karena acaranya mau berganti nama menjadi ‘We are punk’ (????) hahahahah what de helll..wallahu alam bishowab.

Terima kasih Adit, Aries, Gembi, Rani, Dede dan Nino :)



notes: sori kalo foto2nya agak buram, fotonya diambil dengan menggunakan kamera eksperimen yang saya bikin sendiri dengan menggunakan kotak bekas susu.

1 komentar:

  1. pertama, itu posternya yg bikin siapa sih? shittt, gak enak bgt senyumnya tuh mas2. mending kalo lucu ajjaahh. benar2 melecehkan selera perempuan!

    kedua, konsep acaranya sih mirip2 ama acara yg sering dibikin di pelataran Monik [Bdg] gitu sih ya...

    ketiga, jadi pengen nonton the dying sirens...dan keyboardisnya! siapa tau gw juga jatuh cinta :P lesbi bukan ya??? :P

    keempat, foto2 macam apa tuh? BIKIN SAKIT MATA!

    kelima, vokalisnya sanmon emang cantik yahhh...lha iya dia kan bininya gitarisnya coy! hahaha.

    terakhir, nice review! saya suka bahasa kamu yg...ahhh....gak ada duanya deh! :D

    BalasHapus