Laman

NASIONALISME?



Artikel di bawah ini udah gue tulis beberapa minggu yang lalu ketika isu ini memanas, Sengaja nggak gue muat diblog, karena konon akan dimuat di Unfold Zine. Tapi, kemaren si Pochu mengirimi gue pesan di YM bahwa opini gue belum tentu dimuat karena harus menunggu persetujuan temen2 lainnya. Ya gak ngerti deh gue, hehe baru tau kalo pemuatan opini di zine pake persetujuan segala. Gue kan ngertinya cuman ngasih opini doang Hehe ada yang minta opini, gue jawab. Simple saja.

Oke, jadi daripada tulisan gue hanya menghuni harddisk butut, mending gue share aja diblog sekarang….

Klik Spoiler dibawah ini untuk membaca email yang dikirim ke alamat email saya :


PERTANYA’AN




Ukhhhh…!!!!

Apa c..

Ntah apa
Yang mengakibatkan bisa jadi kayak gini, apa gara2 pemerintahan Negara kita yang menyepelehkan semua ini. Sehingga Negara lain begitu leluasa melakukan apa yang diharapkannya ( Negara lain ).
Bayangkan atau apalah…yang paling penting semua temen2 yang membaca/menjawab zine ini bisa meresapi, bagaimana kalau sesuatu pribadi yang kita miliki tiba2 dicuri oleh orang lain. Yaaa meskipun sebagian orang ada yang mengikhlaskan apa yang hilang itu….

Tapi ini kekayaan budaya dan alam Indonesia diklaim Negara lain, jadi masak Negara diam saja…

Yang sebagian aku tau sich permasalahannya ntu

Batik sebagai karya asal Malaysia dengan memamerkan hamper kesemua Negara
Reog ponorogo sebagai warisan nenek moyang mereka katanya
Tari pendet yang dari bali juga milik mereka
Lagu rasa sayange, lagu terang bulan yang diubah liriknya menjadi lagu kebangsaannya

Jangan2 masih banyak lagi ntah itu kesenian budaya, beragaman bahasa kita, suku2 kita bahkan pulau2 yang dimiliki oleh Negara kita bisa2 diakui oleh Negara lain…

Dalam issu Unfold#7 ini kita menginginkan untuk mengajak temen2 ( temasuk aq )yang udah lahir&besar di negeri INDONESIA ini untuk mempedulikan budaya tradisional atau lainnya yang di Negara kita.

Menurut temen2 apa sih yang ada didalam fikiran temen2 dengan semua ini…??

Jika temen2 bisa nglakuin untuk Negara ini, apa saja langkah2 untuk bisa mengembalikan semua yang udah merasa hilang di INDONESIA ini.

Makasih yach temen2 yang mau jawab untuk bahan Unfold#7 ini…

Aq harap dijawab dengan secepatnya…

Oh yach kirim juga foto kamu yach, biar bisa nampang di zine ini

Hehehehe

Mksih
( Pochu )



Ringo :
jangan bicara tentang nasionalisme , mari bicara tentang kita yang lupa warna bendera sendiri..atau kita yang lupa, bisul tumbuh subur diujung hidung yang memang tak mancung…”
Iwan Fals ( Jangan Bicara ) .

Rasanya sepenggal syair lagu milik bang Iwan ini cukup mewakili apa yang hendak saya opinikan tentang isu yang sedang menghangat ini.

Desa saya, Losari, Cirebon
Adalah sebuah desa yang terkenal dengan tari topeng Cirebonnya yang terkenal. Ada sebuah sanggar tari disana dimana (alm) Sawitri melestarikan tarian itu kemudian mewariskannya ke pada anak-cucunya sampai sekarang.
Saya sering melihat tarian ini dipentaskan di acara-acara perpisahan sekolah atau Agustus-an, namun terus terang saya belum pernah sekalipun melihat sendiri sanggar tari itu. Rasanya sanggar itu bukan suatu yang istimewa. Biasa-biasa saja. Sama saja dengan seni ‘Burok’ yang juga populer di desa saya. ( Burok = sebuah budaya khas Cirebonan, seni ini biasanya ditampilkan di pesta sunatan atau hajatan lainnya, dimana beberapa orang memakai kostum binatang,-gajah, harimau, kuda dll-namun ikon nya adalah sebuah kostum makhluk aneh bertubuh kuda yang memiliki sayap namun memiliki kepala manusia dengan wajah yang cantik jelita..-makhluk ini diperkirakan penggambaran dari makhluk yang disebutkan dalam agama bernama ‘Buroq’ yang membawa nabi Muhammad terbang ke langit ketujuh dalam peristiwa Isra Mi’raj.- kemudian ‘binatang2’ ini berkeliling ke pelosok desa menari-nari dengan diiringi musik tarling-cirebonan yang ritmis ).
Selain itu ada juga seni ‘Barongan’ yang nasibnya juga sama-sama tersisihkan.
Nah begitulah, sama dengan seni tradisional lainnya di desa ini, saya tidak menganggap luar biasa sanggar tari milik alm Ny.Sawitri itu..Bahkan menurut saya, sanggar itu cenderung terabaikan. Sampai suatu hari saya terkejut ketika melihat ada beberapa bule melewati depan rumah saya.
Kan namanya juga anak kecil kampung yang suka takjub ngeliat orang bule hehe, maka saya ikuti kemana perginya si bule itu. Ternyata dia pergi ke sanggar tari topeng di dukuh Astanalanggar ( dukuh tetangga sebelah selatan Losari ). Dan tidak saya sangka pula, disana sudah ada beberapa bule lainnya..yang bahkan sedang belajar menari disitu!
Sejak saat itulah saya mulai sering mengunjungi sanggar ini, bukan karena tertarik dengan tariannya…tapi, tertarik ngeliat bule2 pada menari dengan kostum adat jawa!
Ketika saya berkenalan dengan adik salah satu penari topeng keluarga Sawitri ini, saya jadi tahu ternyata tarian ini begitu terkenal di luar negeri. Dia menunjukkan foto-foto ketika mereka berkeliling dunia mementaskan tarian ini di festival-festival budaya. Dengan bangga juga, dia bercerita bahwa setiap kali kakaknya mementaskan tari itu, selalu mendapat standing-applause dari penonton. Saya sih bengong aja dengernya, karena kalo diinget-inget pas menyaksikan tarian ini di acara perpisahan, kayanya biasa-biasa aja. (??) Photobucket

Dari yang saya perhatikan bule-bule ini memang terlihat sangat takjub dengan gerakan-gerakan tari ini. Mereka berusaha mati-matian untuk bisa menarikannya. Mereka bertanya tentang apa makna tarian ini, apa makna tarian itu. Topeng ini menggambarkan apa, topeng itu menggambarkan apa. Siapa yang pertama kali menciptakan tarian ini, bagaimana silsilah keluarga yang menciptakannya. Dll. Mereka jatuh cinta dengan tari topeng Cirebon!
Sebuah apresiaisi seni yang sungguh luar biasa dari orang nun jauh di seberang benua sana, karena walaupun ada juga beberapa penari lokal disini yang tertarik mempelajari seni ini, tapi rasanya tidak se-antusias mereka.
Dan saya…? Tentu saja saya jatuh cinta pada Ultraman dan Doraemon!

Begitulah, maka saya tak terlalu terkejut ( walaupun ada perasaan nggak rela ) ketika beberapa waktu lalu Negara tetangga Malaysia yang tak punya etika itu mengklaim beberapa seni budaya ciptaan warga Indonesia sebagai seni budaya mereka hanya demi akumulasi kapital belaka..


SPOILER




belakangan kita tahu bahwa pemerintah Malaysia tidak secara resmi mengklaim tari Pendet. Iklan itu dibuat oleh pihak swasta yang mengaku lalai dan sudah meminta maaf.
LINK



Tak perlu menyalahkan pemerintah dan tak perlu kebakaran jenggot pula pengen cepet2 mengganyang Malaysia , rasanya kita juga harus berintrospeksi bahwa selama ini kita hanya merasa memilikinya saja tanpa pernah mencintai bahkan mempedulikannya!
Pertunjukan wayang kulit/golek di desa saya sudah punah.
Batik hanya dipakai di acara seremonial.
Pementasan seni sepi pengunjung.
Tari piring itu berasal dari mana sih?
hafal ga lagu ‘rasa sayange’ sampe abis?
Terus kalo pakaian adat Sulawesi Utara itu namanya apa?
ada orang bule nanyain berapa harga gamelan, kamu tau nggak?

kalo nama personel ‘Exploited’ apal ga?hehe

jika kamu ada waktu, coba kunjungi sebuah blog milik pria berkebangsaan Belanda MADROTTER yang dengan militant mendokumentasikan berbagai karya seni-budaya Indonesia yang oleh kita sendiri diacuhkan. Nah tuh, bayangin aja..yang ngedokumentasiin malah orang Belanda!

ketidak-acuhan kita sendiri pada seni-budaya ini diperparah oleh sikap pemerintah yang kurang memfasilitasi dan kurangnya perhatian pada kesejahteraan para penggiat seni budaya tradisional itu. Seorang seniman Burok di desa saya bernama ‘mang Siam’ hidup sangat miskin dan harus bekerja membanting tulang untuk memenuhi hidupnya. Tak ada yang mempedulikannya. Apa hanya karena seni ini kurang terkenal? Lah yang terkenal aja nggak dipeduliin kok. Walhasil, seni ‘Burok’ yang menghibur inipun sekarang mulai sepi peminat. Kalah oleh penampilan band anak muda yang menyanyikan lagu dengan irama Melayu yang sekarang sedang ramai.
jadi bayangin aja kalo suatu saat ada pihak bule yang memboyong keluarga Sawitri ini untuk tinggal dinegerinya dengan jaminan materi, fasilitas dan financial asal mau mengajari mereka menari, maka bisa saja, tari topeng Cirebon nantinya akan punah ( karena tidak ada yang meneruskan ) sementara di negeri barunya keluarga Sawitri mengembangkan tarian ini dan berhasil. Maka 5 tahun kemudian akan ada klaim dari Negara tersebut bahwa tari topeng adalah milik mereka.

So, don’t cry baby.
Seharusnya klaim Malaysia ini membuat kita sadar akan pentingnya mencintai seni dan budaya sendiri. Seperti jika kita merasa memiliki sebuah rumah tua yang tak pernah diurus, maka jika ada orang lain yang merasa lebih mampu mengurus rumah itu dan pengen menempatinya..satu hal yang bisa kita lakukan untuk nunjukkin bahwa kita adalah pemilik rumah itu adalah dengan mengurusnya, membersihkannya dan menempatinya.
Yah, orang lain itu memang kurang ajar dan harus diberi pelajaran, namun pertama-tama..yo, kita mulai belajar nunjukin bahwa kita memang memiliknya.

Namun, terus terang saya memang bukan seorang nasionalis.
Buat saya dunia ini bakalan lebih indah jika kaga ada yang namanya batas-batas Negara. Dunia bakalan lebih indah jika semua penduduk bumi bersatu dan bersama-sama hidup dan memelihara bumi. Utopis bukan? Hehe you can say im a dreamer, but im not the only one.
Nasionalisme kadang membutakan mata karena mengagungkan bangsa sendiri dan dapat dengan mudah menimbulkan perasaan benci pada bangsa lainnya. Seperti dalam isu ini, ketika Malaysia berkali-kali bertingkah tidak respek, seorang ultra-nasionalis akan segera melihat semua warga Malaysia adalah sejenis babi-tukang-maling yang layak untuk dimusnahkan. Padahal kan tidak semuanya seperti itu. Cinta buta ini juga akan memudahkan seseorang bersikap reaksioner dan agresif tanpa mau berfikir panjang. Baru denger isu klaim negeri seberang, bawaannya udah pengen ngasah golok dan bawa bambu runcing aja haha
Saya mencintai tempat dimana saya lahir dan dibesarkan, bagaimanapun ada kenangan historis disini. Tempat yang membuat saya menjadi sentimentil. namun saya juga mencintai tempat-tempat lainnya di dunia. Saya mencintai bumi ini. Impian saya adalah mengelilingi isi bumi ini, mengenal tempat-tempat di belahan dunia lain dan mempelajari seni dan kebudayaannya. Tentu bukan untuk dijual atau demi akumulasi kapital..tapi, karena seni dan budaya ( dari berbagai macam suku bangsa di dunia ) itu memang indah kan?

Namun jika suatu saat negeri ini memang harus berperang,
Jika suatu saat mereka menjatuhkan rudal-rudalnya diatas kepala kami,
Seperti insting binatang yang membela diri ketika sarangnya diusik, saya akan mempertahankan ‘sarang’ itu walau apapun yang terjadi. Bukan membela pemerintahan yang sudah mencuri semua kekayaan alam negeri ini untuk kekayaan pribadi, bukan pula membela Negara yang telah berkali-kali mengkhianati kepercayaan rakyatnya, tapi membela harga diri kami sendiri sebagai sebuah ‘kumpulan manusia senasib dan setanah-air’ yang tak rela siapapun mengacak-acak ‘sarang’ kami.

………………………………………………..

Demikian khotbah jum’at minggu ini hahaha
Akhirul kata, salah-salah kata mohon dikoreksi
Salah-salah dikit mohon dimaklumi…hehehehe

Makasih Pochu, atas emailnya.

Salam,
merdekA!!

…………….

Itu tulisan saya yang ditulis agak terburu-buru beberapa minggu lalu. Sebenarnya masih ada lagi yang hendak saya tulis, seperti :
-Peran Media Massa Mainstream dalam isu ini
-Benarkah Malaysia mengklaim?
-Copyright/hak cipta
dan
-Tentang lagu ‘Terang Bulan’.

Namun, nggak jadi saya tulis karena tulisannya akan semakin panjang, membosankan dan isunyapun sudah keburu basi..lebih baik saya sudahi saja sampai disini hehe.
Tidak ada maksud memanas-manasi suasana yang udah reda, ini hanya sebagai usaha pendokumentasian tulisan gue aja. Ambil yang bermanfaat, tinggalkan yang menurut kamu nggak berguna.

Salam.

4 komentar:

  1. Bagus Ringo!!

    Sudut pandang seperti ini yang saya tunggu. Dari dulu orang2 pada bisanya marah2, teriak "anti" "ganyang" dan sebagainya. Engga usah saya komen, tulisan kamu sudah cukup komprehensif, mendalam, dan faktual (artinya apa ya? .. hehe)

    Tadinya saya mau nulis ini juga, tapi karena Ringo udah bikin ya saya engga jadi aja.. haha.. (kalo saya ikutan bikin, ntar bulletin jumatannya ngebosenin, isiny sama soalnya.. haha)..

    Judulnya " Jangan Salahkan Malaysia" hahaha...

    BalasHapus
  2. haha Faktual dan bombastis! tukul dong yah hehe..
    jadi sehati nih kita critanya hehe
    emang nih...banyak yang cepet emosi. kalo dipikir2 ini ulah media yang kaya sengaja menyulut sentimen atau apalah...whatever..

    BalasHapus
  3. lagi musim ya nasionalisme?
    gw sih ogah ngebelain negara. sori-sori aja. kayak negara pernah ngebelain rakyatnya aja. gw anti negara dan seumur-umur nggak pernah tertarik jadi nasionalis. gara2nya ya itu, negara ngga pernah peduli sama orang2 kayak kita gini, termasuk orang2 yg udah melestarikan kebudayaan asli kita, nggaaaaak pernah diapresiasi. yg negara mau tau cuma 'gimana caranya lo-lo pada bikin duit buat gw?'. pada dasarnya negara cuma peduli sama duit, bukan karya. makanya orang pinter kayak BJ Habibie aja lebih betah tinggal di Jerman. Saung angklung udjo lebih sering pentas di luar negeri daripada di negeri sendiri.

    gw nggak ngerti apa yg bikin kita nggak interest sama kebudayaan sendiri. barangkali karena kita tumbuh gede dengan itu. makanya nggak lagi kerasa eksotis buat kita. sementara buat bule2 itu, ya yg kayak kita begini ini yg eksotis. dan buat kita, yg berambut pirang, bercelana jeans dan pegang gitar, itu yg keren. selain itu faktor duit juga sih. berkecimpung di dunia seni & budaya itu identik sama duit yg dikit. karena ya minim apresiasi dan publikasi itu tadi. semua orang pengennya kerja kantoran coy, gimana dong? kecuali emang orang yg hobi dan idealisme nya gila-gilaan. dan sedihnya, orang kayak gitu nggak banyak. lagian, kita tetep butuh duit juga buat makan. shit. nasib idup di negara dunia ketiga :(

    jadi, sekarang sih yg bisa kita lakuin ya yg deket2 aja dulu. bener kata ringo, nggak usah peduliin negara lah, peduliin aja sesama rakyat kecil kayak kita-kita ini. bangkitin aja ekonomi kita ini pelan2, pasti bisa. caranya? ya beli aja produk dalem negeri, berwisata ke dalam negeri, beli produk2 langsung sama pengrajinnya, biar seniman2 gitu juga ngerasain dapet duit banyak. percuma lo pake kaos tulisannya i love RI ada logo garuda segala macem kalo semua yg nempel di badan lo dr ujung rambut sampe ujung kaki aja masih barang impor. tetep aja lo bilang cinta ini cinta itu, percuma kalo tiap taun lo liburan ke singapura. ngapain??? di sini masih banyak yg perlu dibagi2in rejeki.
    orang indonesia ini pada dasarnya kreatif2, jadi support aja dengan cara beli produk industri kreatif. itu doang yg paling deket.

    dan btw, tari piring itu dari sumatera barat :P

    BalasHapus
  4. iya sih..
    btw, gue baru tahu tari piring itu dari Sumatera Barat heheh..

    habis mau gimana lagi?, Sonic Youth ama Nirvana itu lebih keren sih.

    hahahaha

    BalasHapus